Enam Fakta Menarik Seputar Barcelona Di Tengah-Tengah Referendum Catalonia

Lorongperihal.id | Catalonia dulunya merupakan wilayah independen, yang berada di Semenanjung Iberia, yang termasuk kawasan Spanyol dan Portugal, namun memiliki bahasa, hukum, dan tradisi sendiri. Pada Ahad 1 Oktober 2017 Pemerintah Catalan menyatakan referendum, yang menunjukkan 90 persen pemilih ingin merdeka dari Spanyol.

Presiden Catalan Carles Puigdemont menyatakan, bahwa Catalonia akan mendeklarasikan kemerdekaan diri dari Spanyol, pada akhir pekan kemarin. Puigdemont beralasan Catalonia punya hak moral, budaya, dan ekonomi untuk menentukan nasib sendiri. Catalonia adalah salah satu kawasan paling kaya dan produktif di Spanyol, dengan ibu kota Barcelona yang dihuni 7,5 juta jiwa penduduk.

Catalonia Menurut Sejarahnya :

Enam Fakta Menarik Seputar Barcelona Di Tengah-Tengah Referendum CataloniaPernikahan Ratu Petronilia dengan bangsawan Barcelona Ramon Berenguer IV pada tahun 1150, membuat pasangan itu membangun Dinasti dan mewariskan wilayah kekuasaan mereka, yang berada di Aragon dan Catalonia kepada putra mereka.  Pada Perang Saudara di masa kepemimpinan Raja Philip V, Valencia akhirnya takluk pada tahun 1707, lalu Catalonia pun tunduk pada tahun 1714. Peristiwa itu menandai era modern Spanyol.

Raja yang berkuasa ingin menerapkan bahasa dan hukum Spanyol di kawasan itu, namun akhirnya mereka menyerah dan mengembalikan Generalitat atau pemerintahan otonomi Catalan. Jenderal Fransico Franco, kemudian mengalahkan pemberontakan kaum separatis pada Perang Ebro di tahun 1938, dan kemudian menguasai wilayah tersebut.

Pada peristiwa itu, sedikitnya 3.500 orang tewas dan ribuan lainnya, terpaksa mengungsi ke pengasingan. Catalonia lalu kembali mendapatkan hak otonomi pada tahun 1977, ketika Spanyol mulai menjalankan demokrasi sepeninggal Franco yang meninggal pada tahun 1975. Dan kini, Catalonia berusaha untuk memisahkan diri dari Spanyol, dengan ditandai oleh referendum Catalonia.

Dengan adanya referendum Catalonia pada tanggal 1 Oktober 2017 kemarin, sudah barang tentu banyak mempengaruhi klub sepak bola besar, yang berasal dari Catalan yakni Barcelona. Nah berdasarkan hal tersebut, pada kesempatan kali ini kita akan bahas buat kamu sekalian sahabat, mengenai beberapa fakta menarik seputar Barcelona di tengah referendum Catalonia. Berikut ini ulasannya :

Enam Fakta Menarik Seputar Barcelona Di Tengah-Tengah Referendum Catalonia

- Barcelona Adalah Wajah Catalonia

Barcelona selalu dianggap sebagai wakil atau wajah dari Catalonia. Di era Jenderal Franco, klub ini banyak mendapat kesulitan dan tekanan seiring dengan kebijakan pemerintah, untuk menekan budaya dan bahasa Catalonia. Kala ini, Barca memiliki lebih banyak otonomi. Hingga kini, warga Catalonia tetap menganggap klub ini, sebagai 'tim nasional' kebanggaan mereka.

- Laga Barcelona Terpengaruh Proses Pemungutan Suara

Proses referendum pada Ahad tanggal 1 Oktober 2017 lalu, ikut mempengaruhi pertandingan yang dilakoni Barcelona. Pemungutan suara, dilakukan beberapa jam sebelum Barcelona bertanding melawan Las Palamas, yang dilaksanakan di Cam Nou. Bentrokan antara polisi dan masa pendukung referendum, kemudian berimbas pada jadwal tersebut.

Mereka akhirnya menggelar pertandingan tanpa dihadiri penonton, meski suporter sudah berdatangan di luar stadion. Ada alasan yang berbeda yang mengemuka soal putusan ini: ada yang mengklaim hal itu sebagai protes Barcelona atas perlakuan kasar polisi, tapi ada juga yang menyebut dilakukan karena faktor keamanan. Dalam pertandingan tersebut, Barca akhirnya menang 3-0 berkat dua gol Lionel Messi.

- Posisi Javier Tebas Dipertanyakan

Objektifitas Presiden La Liga, Javier Tebas, kian dipertanyakan para pendukung Barcelona. Pria ini, sebelumnya tak malu-malu menyatakan diri, sebagai pendukung Real Madrid. Terkait isu referendum yang mengemuka, Ia bersikeras menolak permintaan Barcelona, untuk penundaan laga karena alasan keamanan.

Javier Tebas mengancam akan memotong poin Barcelona, bila akhirnya tak menggelar laga sesuai jadwal yang direncanakan. Dalam pertandingan tersebut, Javier Tebas juga dianggap memasukkan unsur politik, dengan mengizinkan para pemain Las Palmas bermain dengan memakai emblem bendera Spanyol.

- Sikap Barcelona Terhadap Referendum

Barcelona selalu menegaskan netralitasnya, dan menyatakan tak mau melibatkan diri, dengan urusan-urusan yang berbau politik. Namun, menyikapi kekerasan oleh polisi di hari referendum tersebut, mereka mengeluarkan pernyataan yang cukup keras.

Barcelona tetap setia mempertahankan komitmen historis untuk membela bangsa, demokrasi, kebebasan berbicara, dan penentuan nasib sendiri, juga mengecam segala aksi yang mengganggu hak tersebut," demikian pernyataan resmi klub itu. 
Selain itu, pihak klub Barcelona juga menyatakan "Barcelona secara publik menyatakan dukungan pada semua orang, unit, dan institusi yang bekerja menjamin hak-hak di atas. Barcelona, yang tatap menghormati keragaman anggotanya, akan terus mendukung mayoritas warga Catalonia, dan akan melakukannya dengan cara yang beradab, damai, dan patut dicontoh."

- Gerard Pique Mendukung Referendum

Salah satu punggawa Barcelona, yakni Gerard Pique, secara terbuka menyatakan dukungannya atas referendum Catalonia. Ia juga ikut memilih, meski tak jelas apa pilihannya. Karena sikapnya itu, ia kerap diejek suporter, serta rekan setimnya di Timnas Spanyol.

- Nasib Barcelona Di Kompetisi

Hasil referendum Catalonia itu masih akan memerlukan proses panjang untuk pengesahan dan pengakuan. Bila Catalonia akhirnya benar-benar merdeka, maka klub itu tak akan lagi berpartisipasi di La Liga Spanyol. Sebelumnya, Menteri Olahraga Catalonia, Gerard Figueras, sudah mengisyaratkan hal itu.

Bila kemerdekaan disetujui, tim di La Liga seperti halnya Barcelona, Espanyol, dan Girona, harus memutuskan di mana ingin bermain, apakah di Italia, Prancis, atau Inggris."

Keinginan Catalonia Untuk Merdeka :

Suara-suara yang menyerukan kemerdekaan secara penuh, mulai gencar dilakukan sejak Juli 2010 ketika Mahkamah Konstitusi di Madrid menolak perjanjian otonomi 2006, dan menyatakan tidak ada landasan hukum untuk mengakui Catalonia sebagai negara di dalam Spanyol. Krisis ekonomi di Spanyol kian membuat Catalan ingin merdeka, terlebih Barcelona adalah wilayah kaya yang menjadi pusat industri, kekuatan maritim, perdagangan, tekstil, serta keuangan dan perusahaan teknologi, dibanding kawasan lain di Spanyol yang miskin.

Catalan beralasan mereka berhak merdeka dari Spanyol, karena apa yang mereka beri kepada pemerintah pusat tidak sepadan, dengan apa yang mereka peroleh. Produk Domestik Bruto Catalonia mencakup 19 persen dari PDB Spanyol. Partai konservatif Populer yang  menolak keras kemerdekaan, dan juga mengusung Perdana Menteri Mariano Rajoy, hanyalah partai kelima terbesar di Catalonia.

Presiden Catalonia Carles Puigdemont didukung oleh koalisi nasionalis dari partai CDC, dan sayap kiri Esquerra Republicana de Catalunya (ERC), serta kaum sayap kiri radikal Partai CUP yang menguasai kursi mayoritas di parlemen Catalonia. Pada September 2017 suara mayoritas ini, mengusulkan referendum kemerdekaan Catalonia, meski Mahkamah Konstitusi menganggapnya ilegal. Pada tahun 2014 lalu, Catalonia juga pernah menggelar referendum simbolis, yang menyatakan bahwa 80 persen pemilih ingin merdeka.

Itulah ulasan mengenai enam fakta menarik seputar Barcelona di tengah-tengah referendum Catalonia, sahabat sekalian. Klub Barcelona kini sedang menunggu kepastian, apakah Catalonia akan benar-benar melepaskan diri dari Spanyol atau tidak, karena jika benar-benar terjadi kemungkinan besar mereka harus mencari kompetisi lain. Semoga informasi tersebut bermanfaat serta dapat menambah wawasan kamu sekalian.


Dilansir Dari : 


Subscribe to receive free email updates: